Show simple item record

dc.contributor.authorGianina Alexandra, Angelynn
dc.date.accessioned2022-12-14T09:04:59Z
dc.date.available2022-12-14T09:04:59Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/5567
dc.descriptionThe fashion industry is by far the second largest industry to p roduce waste in the world due to a demand of speed in conforming fashion trend cycles as well as the high demand in the economic yet fashion able fast fashion . In Indonesia, this phenomenon impacts the Batik industries, where the popular demand for Batik ar e those with low price, causing Batik industries to become an industry with the largest carbon emission in Indonesia, due to its massive use and consumption of kerosene, electricity, chemical dyes, and water, and later on its waste pollute rivers. On the o ther hand, Batik is also a cultural heritage to be preserved as it has been appointed as intangible cultural heritage by UNESCO , hence a sustainable alternative to produce Batik is required, for example Mangrove Batik. Based on its characteristics, Mangrov e Batik is suitable for resort wear due to its relaxed yet sophisticated motif desain and its soft vibrant colours. This research aims to desain ing mangrove batik resort wear as an implementation of sustainable batik in collaborations between Brand s Batik Seru and Angie Alexandra. The research is conducted with observations and interviews to gather qualitative descriptive datas complemented with quantita t ive datas gathered from questionnaires. The subject for this research is 6 experts which expert ise in Ba tik and cultural heritage, Contemporary Batik, gra phic desain , and natural dyeing. Also 12 extreme users which are women, aged 20 - 30, geographically segmented in Surabaya, appreciates Batik, and loves travelling . The research results in a collection of sus tainable mangrove batik resort wear entitled Hangrungkebi, whereas sustainability is practiced through eco - friendly productions with natural dye derived of mangrove waste and some of its revenue is allocated to conserve mangrove as well as empowering craft smen and craftswomen. The collection has a feminine yet unusual desain and cutting, philosophical contemporary batik motifs, and pastel colours. The aesthetic concepts in inspired by the sea, such as mangrove forest, beaches, the water, life under the sea, and sunsets. The target market is women, aged 20 - 30, geographically segmented in Surabaya, appreciates Batik, loves travelling , and values environmental awareness.en_US
dc.description.abstractIndustri Fashion merupakan salah satu industri penghasil limbah terbesar kedua di dunia. Hal ini disebabkan oleh adanya tuntutan kecepatan dalam perputaran tren Fashion dan tingginya permintaan akan fast Fashion yang ekonomis dan Fashion able . Di Indonesia sendiri, salah satu dampak dari fenomena ini adalah adanya tuntutan produksi batik dengan harga yang lebih rendah. Akibatnya, industri batik menjadi UMKM dengan emisi k arbon tertinggi karena tingginya penggunaan kerosin, listrik, pewarna sintetis, dan konsums i air yang masif, sehingga juga menimbulkan pencemaran di sungai - sungai. Di sisi lain, batik merupakan warisan budaya yang telah ditetapkan oleh UNESCO dan harus dil estarikan, sehingga diperlukan suatu alternatif batik yang lebih ramah lingkungan, salah satunya dengan penggunaan Batik Mangrove . Berdasarkan karakteristiknya, Batik Mangrove cocok untuk dijadikan resort wear , dengan motif yang repetitif, bernuansa ekosis tem mangrove , lautan, dan ragam hias Majapahit, kemudian warna - warna cerah yang lembut, sehingga menghasilkan kesan santai namun elegan. Oleh karena itu, tujuan dari perancangan ini adalah merancang koleksi resort wear batik mangrove sebagai implementasi s ustainable batik untuk kolaborasi Brand Batik SeRu dengan Brand Angie Alexandra. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara untuk pengumpulan data primer yang bersifat kualitatif, kemudian didukung kuesioner untuk memperoleh data pendukukng kuantitatif. Subjek dari penelitian adalah 6 orang expert di b idang batik dan wastra, desain grafis, batik kontemporer, dan pewarnaan alam. Selanjutnya, 12 orang extreme user yang merupakan perempuan, berusia 20 - 30 tahun, berdomisili di Surabaya, dan mengapresiasi batik, serta memiliki hobi travelling . Hasil dari pe n elitian merupakan suatu koleksi sustainable resort wear dari Batik Mangrove berjudul Hangrungkebi, dimana sustainability diterapkan dengan berkolaborasi dengan Brand Batik SeRu dengan sistem produksi yang ramah lingkungan menggunakan pewarna alam dari lim bah mangrove dan sebagian dari hasil penjualan dialokasikan untuk konservasi mangrove dan pemberdayaan masyarakat. Koleksi Hangrungkebi memiliki desain dan cutting yang feminin namun tidak biasa, motif - motif kontemporer yang memiliki makna - makna tersendiri , dan memiliki palet warna pastel. Adapun konsep estetika dan palet warna dari perancangan produk terinspirasi oleh lautan, meliputi hutan mangrove , pantai, air laut, biota laut, hingga matahari terbenam. Target market dari perancangan produk adalah wanita muda, berusia 20 - 30 tahun, berada dalam klasifikasi ekonomi menengah ke atas, mengapresiasi batik dan budaya, memiliki hobi travelling , dan memiliki kesadaran untuk turut serta menjaga lingkungan hidup.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputra Surabayaen_US
dc.subjectBatiken_US
dc.subjectSustainabilityen_US
dc.subjectBatik Mangroveen_US
dc.subjectResort Wearen_US
dc.titlePERANCANGAN KOLEKSI RESORT WEAR BATIK MANGROVE SEBAGAI IMPLEMENTASI SUSTAINABLE BATIK PADA KOLABORASI BRAND BATIK SERU DAN ANGIE ALEXANDRAen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn6744296
dc.identifier.kodeprodi90231
dc.identifier.nim20716036
dc.identifier.dosenpembimbingMarini Yunita Tanzil


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record