STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PENGEMBANGAN PABRIK PLYWOOD PT.X DI LUMAJANG
Abstract
Pabrik Plywood PT.X memiliki rencana untuk melakukan pengembangan usaha pada penambahan jenis produk. Pabrik Plywood PT.X memiliki permasalahan tentang apakah rencana pengembangan usahanya dapat memberikan kelayakan bagi perkembangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kelayakan pengembangan usaha dari Pabrik Plywood PT.X di Lumajang dalam Aspek Hukum, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis dan Operasional, Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia, dan Aspek Keuangan dan Finansial. Objek dalam wawancara adalah pemilik usaha. Data yang dianalisis pada aspek hukum adalah bentuk badan usaha, bukti diri, nomor pokok wajib pajak (NPWP), dan Izin Perusahaan. Data pada aspek pasar dianalisa dengan menggunakan Analisis STP ( Segmenting, Targeting, dan Positioning ). Data pada aspek teknis dan operasional yang dianalisa adalah pemilihan lokasi pengembangan usaha, penentuan luas produksi, pemilihan mesin peralatan dan teknologi, dan penentuan layout tempat usaha. Dalam proyek ekspansi ini membutuhkan tenaga kerja tambahan sehingga diperlukan analisis pada aspek manajemen dan sumber daya manusia. Dari aspek keuangan menggunakan Metode PP ( Payback Period ), NPV ( Net Present Value) , PI ( Profitability Index ), IRR, dan Analisis Resiko. Pada Aspek Hukum masih ada izin yang masih belum dilengkapi oleh PT.X sehingga masih dianggap belum layak untuk pengembangan. Sudah dibuatkan analisis STP dan 4P untuk aspek pasar dan pemasaran. Pada aspek teknis dan operasional dilakukan analisa terhadap lokasi pengembangan usaha, bahan- bahan dasar yang diperlukan serta mesin-mesin yang dibutuhkan dan layoutnya. Pada aspek manajemen dan sumber daya alam PT.X membuat struktur organisasi dan SOP yang baru untuk menunjang pengembangan. Dari aspek keuangan didapat Payback Period pada Skenario 1 negatif, pada Skenario 2 selama 2 tahun 241 hari, dan Skenario 3 selama 105 hari. NPV dari Skenario 1 sebesar (9.710.422.185,98), Skenario 2 sebesar 15.000.343.524,68, dan Skenario 3 sebesar 81.444.680.980,29. Profitability Index atau PI dari Skenario 1 sebesar - 0.23, pada Skenario 2 sebesar 3.77 dan pada Skenario 3 sebesar 13.10. IRR dari Skenario 1 tidak dapat dihitung karena negative, pada Skenario 2 sebesar 43%, dan pada Skenario 3 sebesar 291%. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa skenario 1 dinyatakan tidak layak sebagai skenario pengembangan karena dianggap merugikan perusahaan.

