MANAJEMEN DESTINASI CANDI PRAMBANAN DAN KERATON RATU BOKO
Abstract
Destinasi wisata yang di dalamnya mengandung cagar budaya seperti Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko merupakan suatu bentuk nyata dari pariwisata pusaka dan harus dikelola secara optimal, profesional, dan terarah dengan jelas. Pengelolaan secara menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek sangat diperlukan agar destinasi wisata tersebut dapat tetap lestari sambil juga menjadi destinasi wisata favorit wisatawan. Dalam melaksanakan pengelolaan dengan target yang optimal pada segala aspek, dibutuhkan sua tu konsep sebagai pedoman utama. Konsep Destination Management Organization (DMO) dirasa tepat untuk diaplikasikan dalam pengelolaan destinasi wisata yang dimaksud. Konsep DMO memiliki beberapa komponen, namun komponen utama dan terpenting adalah coordination tourism stakeholder yang merupakan elemen yang penentu keberlangsungan dan keberhasilan konsep DMO dalam praktik pengelolaan destinasi wisata. Coordination tourism stakeholder merupakan komponen yang harus dipastikan pengelolaannya berjalan dengan baik, sebelum suatu destinasi wisata melangkah lebih lanjut untuk mengadopsi konsep DMO secara keseluruhan. Pengelolaan dengan menerapkan prinsip coordination tourism stakeholder merupakan salah satu langkah positif yang signifikan dalam kegiatan manajemen destinasi wisata. Namun, kenyataannya tidak semua destinasi yang menerapkan prinsip coordination tourism stakeholder dapat dengan mudah berhasil melakukan pengelolaan dengan mulus. Hinga saat ini, Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko telah menyelenggarakan pengelolaannya dengan prinsip coordination tourism stakeholder , namun apakah pelaksanaan nyatanya sudah dapat disebut sebagai berhasil? Selain itu, sebagai wujud pariwisata pusaka, yang pastinya akan lebih baik jika dikelola menggunakan konsep DMO, apakah Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko dalam pengelolaannya telah siap dan (akan) mengarah untuk dibawa pada pengelolaan menggunakan konsep DMO, terutama dari sisi komponen coordination tourism stakeholdernya ? Oleh sebab itu, peneliti ingin mengkaji hal-hal yang ditanyakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi deskriptif nyata mengenai bagaimana pengelolaan destinasi wisata Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko dalam hal kerjasama antar pihaknya dan juga kaitan pelaksanaan pengelolaannya dalam konsep DMO, khususnya komponen coordination tourism stakeholder guna memberikan masukan yang bermanfaat dan faktual kepada seluruh pihak yang membutuhkan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan menerapkan teknik p urposive dan snowball sampling dalam proses penelitiannya. Kesimpulan yang didapat menyatakan bahwa dalam pengelolaan kolaborasi di obyek terkait masih didapati beberapa kekurangan yang harus dibenahi terlebih dahulu (contohnya: konflik ego sektoral, minimnya komunikasi, dan pola pikir yang sempit) sebelum melangkah pada penerapan pengelolaan menggunakan konsep DMO. Pada dasarnya para stakeholders ingin menerapkan konsep DMO, namun hal tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik sebelum para stakeholders memperbaiki pelaksanaan komponen coordination tourism stakeholdersnya

