• Login
    View Item 
    •   DSpace Home
    • Skripsi, Tesis dan Disertasi
    • Fakultas Ilmu Komunikasi
    • Ilmu Komunikasi
    • View Item
    •   DSpace Home
    • Skripsi, Tesis dan Disertasi
    • Fakultas Ilmu Komunikasi
    • Ilmu Komunikasi
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    REKONSTRUKSI PEREMPUAN JAWA DALAM FILM (ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAN DE SAUSSURE PADA TOKOH NYAI ONTOSOROH DI FILM BUMI MANUSIA)

    Thumbnail
    View/Open
    Judul (117.8Kb)
    Halaman Pernyataan Keaslian (347.5Kb)
    Kata Pengantar (159.3Kb)
    Abstrak (154.7Kb)
    Daftar Isi (49.30Kb)
    Daftar Gambar (46.14Kb)
    Daftar Tabel (45.50Kb)
    Daftar Lampiran (45.35Kb)
    Bab 1 (194.5Kb)
    Bab 2 (333.8Kb)
    Bab 3 (236.8Kb)
    Bab 4 (774.1Kb)
    Bab 5 (109.1Kb)
    Jurnal (663.8Kb)
    Daftar Pustaka (170.6Kb)
    Lampiran 1 (1.097Mb)
    Date
    2023-04-07
    Author
    Mayanti, Anggun Elsa
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Pada kehidupan masyarakat era modern zaman dahulu, tepatnya sekitar abad ke-19 pada saat bangsa Eropa masih menduduki kepemimpinan di Indonesia khususnya di tanah Jawa. Sudah menjadi hal yang umum saat tentara Eropa menjadikan perempuan Jawa pribumi sebagai pelampiasan nafsunya hingga perempuan yang mempunyai panggilan khusus dengan sebutan “Nyai”. Sebutan ini secara tidak langsung mempunyai konotasi yang buruk tentang perempuan, mereka dianggap rendah dan tidak berdaya, hal ini disebabkan oleh maraknya pergundikan saat itu. Namun, pada film Bumi Manusia ada satu tokoh yang cukup mencolok karena karakternya yang kuat dan berbeda dari perempuan Jawa lainnya pada masa itu, Nyai Ontosoroh namanya. Metode yang akan digunakan pada penelitian kali ini yakni semiotika dari Ferdinan De Saussure di mana makna dari sebuah tanda akan ditemukan lewat 10 tahapan yaitu Signifier (Penanda) dan Signified (Petanda), Form (Bentuk) dan Content (Isi), Langue (Bahasa) dan Parole (Pembebasan Bersyarat), Synchronic (Sinkronik) dan Diachronic (Diakronik), Syntagmatic (Sintagmatik) dan Paradigmatic (Paradigmatik) sehingga dirumuskan sebuah Sign (tanda). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa film ini berupaya membangun kembali peran dan posisi gender perempuan yang tidak kalah dibandingkan dengan laki-laki. Menunjukkan bahwa perempuan adalah sosok yang memiliki kekuatan dan pemikiran yang tidak kalah dengan laki-laki terutama dalam hal kepemimpinan yang pada umumnya selama ini telah didominasi kaum laki-laki. Sosok Nyai Ontosoroh pada penelitian ini sebagai delegasi atau perwakilan gender perempuan yang ditampilkan sebagai realitas baru dengan karakter kuat dan tahan banting, pantang menyerah, memiliki pengetahuan yang luas, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Rekonstruksi sosok Nyai Ontosoroh ini diharapkan mampu menghilangkan konstruksi lama tentang perempuan yang selalu berada pada posisi yang lemah dan hanya bisa masak, macak, dan manak (memasak, berdandan, dan melahirkan anak).
    URI
    https://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8627
    Collections
    • Ilmu Komunikasi

    Copyright©  2017 - LPPM & Library Of Universitas Ciputra
    »»» UC Town CitraLand, Surabaya - Indonesia 60219 «««
    Powered by : FreeBSD | DSpace | Atmire
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    Copyright©  2017 - LPPM & Library Of Universitas Ciputra
    »»» UC Town CitraLand, Surabaya - Indonesia 60219 «««
    Powered by : FreeBSD | DSpace | Atmire