Show simple item record

dc.contributor.authorTanaka, Priscylia
dc.date.accessioned2025-10-15T01:18:03Z
dc.date.available2025-10-15T01:18:03Z
dc.date.issued2023-03-07
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8636
dc.description.abstractMedia dapat membentuk cara seseorang memandang dirinya sendiri, serta identitas kelompok tertentu secara kolektif. Di negara barat yang mayoritas penduduknya didominasi oleh orang-orang kulit putih seperti Eropa dan Amerika, orang-orang kulit hitam termasuk dalam kelompok minoritas yang rentan mengalami diskriminasi dan rasisme. Minimnya kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan eksistensinya di media semakin mengaburkan identitas mereka, tidak terkecuali bagi para perempuannya. Terlahir sebagai perempuan kulit hitam di negara yang dominan kulit putih menjadi sebuah tekanan dan tantangan tersendiri, salah satunya yaitu Britania Raya. Minimnya representasi perempuan kulit hitam di media Inggris membuat mereka mengalami krisis identitas dan kepercayaan diri karena merasa dirinya ‘berbeda’ dan tidak memiliki panutan yang sesuai. Representasi di media juga tidak lagi dimaknai sebagai perwakilan identitas kelompok tertentu, namun dijadikan alat untuk memenuhi strategi pemasaran media. Penelitian ini berjenis kuasi-kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui bentuk representasi perempuan kulit hitam di Inggris yang ditampilkan melalui sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 dan Februari 2022. Lalu metode analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan kelima elemen dari sirkuit budaya oleh Paul du Gay dan Stuart Hall, dari produksi, regulasi, identitas, konsumsi, hingga representasi. Dengan metode sirkuit budaya, peneliti akan menganalisis proses produksi makna yang terjadi di dalam sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 dan Februari 2022, serta meneliti tanda-tanda yang menunjukkan representasi perempuan kulit hitam di Inggris ditunjukkan dalam sampul kedua edisi tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa representasi perempuan kulit hitam yang ditampilkan di sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 menunjukkan representasi perempuan kulit hitam Afrika-Amerika, sedangkan sampul edisi Februari 2022 menunjukkan representasi perempuan kulit hitam Afrika. Kemudian konteks budaya dalam sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 dan Februari 2022 tidak hanya menarik perhatian audiens yang berada di Inggris atau mereka yang tertarik dengan dunia mode, namun juga menarik perhatian audiens internasional dan mereka yang tertarik dengan isu rasial dan feminisme dalam dunia mode. Dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa sampul majalah mode tidak hanya menunjukkan perubahan tren dalam dunia mode, namun juga menunjukkan perubahan representasi identitas dan standar kecantikan perempuan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputraen_US
dc.subjectRepresentasien_US
dc.subjectBritish Vogueen_US
dc.subjectSirkuit Budayaen_US
dc.subjectColorismen_US
dc.subjectPerempuan Kulit Hitamen_US
dc.titleREPRESENTASI PEREMPUAN KULIT HITAM DALAM SAMPUL MAJALAH BRITISH VOGUE EDISI AGUSTUS 2018 DAN FEBRUARI 2022en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi70201
dc.identifier.nim0506011910023
dc.identifier.dosenpembimbingGabriela Laras Dewi Swastika


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record