REPRESENTASI PEREMPUAN KULIT HITAM DALAM SAMPUL MAJALAH BRITISH VOGUE EDISI AGUSTUS 2018 DAN FEBRUARI 2022
Abstract
Media dapat membentuk cara seseorang memandang dirinya sendiri, serta identitas 
kelompok tertentu secara kolektif. Di negara barat yang mayoritas penduduknya 
didominasi oleh orang-orang kulit putih seperti Eropa dan Amerika, orang-orang 
kulit hitam termasuk dalam kelompok minoritas yang rentan mengalami 
diskriminasi dan rasisme. Minimnya kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan 
eksistensinya di media semakin mengaburkan identitas mereka, tidak terkecuali 
bagi para perempuannya. Terlahir sebagai perempuan kulit hitam di negara yang 
dominan kulit putih menjadi sebuah tekanan dan tantangan tersendiri, salah satunya 
yaitu Britania Raya. Minimnya representasi perempuan kulit hitam di media Inggris 
membuat mereka mengalami krisis identitas dan kepercayaan diri karena merasa 
dirinya ‘berbeda’ dan tidak memiliki panutan yang sesuai. Representasi di media 
juga tidak lagi dimaknai sebagai perwakilan identitas kelompok tertentu, namun 
dijadikan alat untuk memenuhi strategi pemasaran media. Penelitian ini berjenis 
kuasi-kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui bentuk representasi perempuan 
kulit hitam di Inggris yang ditampilkan melalui sampul majalah British Vogue edisi 
Agustus 2018 dan Februari 2022. Lalu metode analisis data dalam penelitian ini 
akan menggunakan kelima elemen dari sirkuit budaya oleh Paul du Gay dan Stuart 
Hall, dari produksi, regulasi, identitas, konsumsi, hingga representasi. Dengan 
metode sirkuit budaya, peneliti akan menganalisis proses produksi makna yang 
terjadi di dalam sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 dan Februari 
2022, serta meneliti tanda-tanda yang menunjukkan representasi perempuan kulit 
hitam di Inggris ditunjukkan dalam sampul kedua edisi tersebut. Penelitian ini 
menunjukkan bahwa representasi perempuan kulit hitam yang ditampilkan di 
sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 menunjukkan representasi 
perempuan kulit hitam Afrika-Amerika, sedangkan sampul edisi Februari 2022 
menunjukkan representasi perempuan kulit hitam Afrika. Kemudian konteks 
budaya dalam sampul majalah British Vogue edisi Agustus 2018 dan Februari 2022 
tidak hanya menarik perhatian audiens yang berada di Inggris atau mereka yang 
tertarik dengan dunia mode, namun juga menarik perhatian audiens internasional 
dan mereka yang tertarik dengan isu rasial dan feminisme dalam dunia mode. 
Dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa sampul majalah mode tidak hanya 
menunjukkan perubahan tren dalam dunia mode, namun juga menunjukkan 
perubahan representasi identitas dan standar kecantikan perempuan.

