Adaptasi Budaya Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia South Australia (PPIA-SA) di Adelaide Australia
Abstract
Menjadi pelajar di luar negeri memiliki kesulitan tersendiri, mulai dari culture shock atau gegar budaya saat harus menyesuaikan diri dengan budaya baru. Maka dari itu, guna meminimalisir dampak gegar budaya yang akan dialami pelajar Indonesia di negara asing, diperlukan adanya adaptasi komunikasi antarbudaya dengan bantuan komunitas sesama pelajar Indonesia di luar negeri, seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia South Australia (PPIA-SA). Bagaimana analisis komunikasi antarbudaya Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia South Australia merupakan fokus utama yang akan dituju dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menjabarkan analisis komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam “Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia South Australia” di Adelaide Australia. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pendalaman Ilmu Komunikasi, khususnya di bidang Komunikasi Antarbudaya serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas serta wawasan bagaimana penerapan adaptasi budaya bagi para Pengurus sebuah organisasi atau komunitas pelajar dan para pelajar yang sedang menempuh pendidikan di Luar Negeri. Teori yang digunakan ialah komunikasi antarbudaya dengan melihat hambatan budaya seperti gegar budaya yang dialami serta proses Adaptasi Budaya yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan wawancara dan studi dokumen sebagai metode yang digunakan untuk pengumpulan data, serta interactive model sebagai metode analisis data. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa Indonesia memulai proses adaptasi dengan ekspektasi yang muncul tentang Australia, kemudian mulai dilakukan beberapa persiapan diri untuk menghadapi kebudayaan yang baru. Karakter dan kepribadian seorang individu yang terbentuk dari lingkungan dan budaya asal, orientasi psikologis, bagaimana kondisi mental seorang individu, peran keluarga sangat mempengaruhi faktor orientasi psikologis. Kemudian pola atau keterampilan individu seorang individu dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru, serta kemauan yang kuat untuk menyesuaikan diri dapat mempengaruhi proses adaptasi dan komunikasi antarbudaya mahasiswa Indonesia di Australia. Mahasiswa Indonesia kemudian melewati fase-fase adapatasi budaya, yaitu honeymoon, frustration, readjustment, dan resolusion. PPIA-SA menjadi wadah yang membantu mahasiswa Indonesia selama proses adaptasi budaya dan untuk saling berkomunikasi baik antar sesama mahasiswa Indonesia maupun dengan mahasiswa lokal. Sampai akhirnya, dalam waktu sekitar enam bulan sampai satu tahun, mahasiswa Indonesia di Australia berhasil sampai di fase akulturasi di mana mahasiswa Indonesia menerima, mempelajari, dan menyesuaikan diri dengan budaya Australia.

